BAB 03 | Meramal nasib

 Tak berselang lama, Yun Ji pun datang beserta Shen Long menemui Yun Chao di ruang tamunya. Yun Li memperhatikan kedatangan kedua orang itu dengan pandangannya yang meremehkan.

“Duduklah anak muda” kata Yun Chao. “Anak ini tidak memiliki basis kultivasi” pikirnya

“Terima kasih tuan” sahut Shen Long.

“Kudengar kamu membantu anakku dengan menggunakan rumput hati dalam makanan kuda perampok itu” kata Yun Chao.

“Siapa kamu? Apa hubunganmu dengan perampok itu? Apakah kamu orang mereka?” tanya Yun Li dengan menyelidiki.

“Maaf tuan, aku hanya kebetulan lewat di jalan, nyaris dilindas oleh kuda mereka. Aku seorang yang mengembara hidup dari membantu orang lain demi sesuap nasi. Aku tidak tahu mereka itu perampok, mereka memintaku untuk memberi makan kuda-kuda mereka dan akupun menyetujuinya” sahut Shen Long dengan jujur.

“Darimana kamu tahu tentang rumput hati?” tanya Yun Chao penasaran

“Maaf, kebetulan aku pernah hidup dipungut oleh seorang tabib di kota Yujiang. Dan tabib ini mengajariku untuk mencari bahan-bahan obatnya” kata Shen Long.

“Tabib kota Yunjiang? Apakah itu tabib Su Cheng?” tanya Yun Li penasaran

“Benar tuan” sahut Shen Long sambil membungkukkan badannya.

“Ku dengar tabib Su Cheng telah lama menghilang sekitar dua tahun lalu. Apa yang terjadi?” lanjut Yun Chao

“Aku tidak tahu pastinya tuan. Saat itu aku kembali dari mencari obat ke hutan, aku menemukan rumah tabib telah berantakan dan para pelayan dan pekerja telah dibunuh dan tabib menghilang” sahut Shen Long dengan polos

Yun Chao tertegun mendengar jawaban dari Shen Long, dia pernah mendengar cerita menghilangnya tabib Su Cheng dua tahun lalu. Hingga saat ini belum menerima kabar berita keberadaan tabib tersebut.

Su Cheng dan ayahnya Yun Guo adalah teman satu perguruan sebelumnya, jadi Yun Chao memanggilnya paman guru. Dia melihat Shen Long tidak memiliki tingkat kultivasi apapun dalam tubuhnya, jadi dia merasa Shen Long ini tentunya bukan penerus dari paman gurunya.

Namun dia cukup mengetahui bahan-bahan obat yang sering diajarkan oleh paman gurunya karena itu dia selalu menyuruhnya untuk mencari bahan obat tersebut.

“Baiklah, Su Cheng adalah paman guruku. Jadi untuk menghormatinya, aku menerimamu untuk tinggal di kediamanku ini.” kata Yun Chao.

“Terima kasih tuan” sahut Shen Long sambil membungkukkan badannya.

“Paman, kudengar paman Ji mengajak seseorang kemari” tiba-tiba terdengar suara seseorang datang ke ruang tamu itu.

“Iya ayah, siapa dia?” tanya seorang anak lainnya

“Jiang, Yun Yong kenapa kalian kemari?” tanya Yun Chao.

Kedua pemuda itu Yun Jiang berusia sekitar 15 tahun anak kedua dari Yun Chao dan Yun Yong 17 tahun anak pertama dari Yun Li datang dengan tergesa-gesa.

“Maaf ayah, setelah aku bercerita pada mereka. Mereka semua mengajakku untuk datang kemari” sahut Yun Mei dengan menundukkan kepalanya.

Yun Mei yang berusia 17 tahun kemudian datang bersama sepupunya Yun Yueyin 16 tahun putri kedua dari Yun Li.

“Inikah orang itu ayah?” tanya Yun Jiang kembali sambil mendekati Shen Long.

“Iya, namanya Shen Long. Usia kalian tidak jauh berbeda dengannya. Dia pernah tinggal bersama paman guru ayah di kota Yujiang. Dia selanjutnya akan tinggal disini bersama kita” sahut Yun Chao.

“Kalian pergilah dari sini, kami mau membicarakan masalah penting lainnya dengan ayahmu” kata Yun Li mengusir anak-anak mereka

“Shen Long, ayo kita pergi” ajak Yun Yong.

Shen Long pun berpamitan dan pergi meninggalkan ruang tamu mengikuti keempat tuan muda keluarga Yun tersebut.

“Kakak, apakah kejadian paman Guru Su juga berkaitan dengan penyerangan kita ini?” tanya Yun Li selanjutnya

“Entahlah Li, sejak tiga tahun lalu, satu persatu tabib-tabib terkenal menghilang dari wilayah kerajaan Raja Liu. Mungkin benar ini berhubungan dengan penyerangan kita. Jadi menurutku sebaiknya kita menunggu informasi dari ayah yang sedang berada di ibukota” jawab Yun Chao

Kemudian mereka bertiga melanjutkan diskusinya untuk memperkuat pertahanan keluarga Yun agar tidak diserang kembali oleh musuh-musuh mereka.

Sementara itu keempat tuan muda keluarga Yun mengajak Shen Long keliling kota Weiyang. Lalu mereka berhenti melihat di depannya ada orang tua yang dengan spanduk ramalan dewa.

“Mampirlah tuan dan nona muda, mari berikan sedekah untuk meramal peruntungan kalian” kata lelaki tua tersebut.

“Ayo kita coba-coba meramal” pinta Yun Jiang mendekati orang tua itu.

“Anak muda, terima kasih. Untuk meramal cukup memberikan 2 tael perak saja” kata lelaki tua itu.

“Baik kek” kata Yun Jiang sambil memberikan 2 tael perak kepadanya.

“Peruntunganmu sangat bagus nak, kamu akan menjadi seorang tabib yang hebat nantinya” kata lelaki tua itu membuat Yun Jiang bangga akan dirinya.

Lalu Yun Yong juga ikut memulai ramalannya” Kamu juga sangat beruntung suatu saat akan menjadi pendekar kuat yang terkenal”

“Hebat. Kakak Yong memang hebat” kata Yun Jiang mengagumi sepupunya.

“Nona akan menjadi istri seorang jendral nantinya” kata lelaki tua itu pada Yun Yueyin yang membuat hatinya berbunga-bunga.

“Nona, jodoh anda sangat sulit, tapi anda sudah menemukannya. Aku tidak boleh mengungkapkan hal lain selain itu” kata lelaki tua itu sambil tersenyum pada Yun Mei namun membuat wajah Yun Mei memerah.

“Mengapa kek?” tanya Yun Jiang penasaran.

“Ada rahasia alam yang boleh diungkapkan dan ada pula yang tidak boleh, aku yang sudah tua ini harus mengikuti aturan alam jika ingin bertahan hidup” kata lelaki itu lalu melirik ke arah Shen Long.

“Berikutnya giliran anda tuan muda” kata lelaki tua itu tersenyum.

“Maaf kek, aku tidak memiliki uang” jawab Shen Long polos

“Tidak apa. Aku akan membayarkanmu” kata Yun Mei sambil menyerahkan uang pada lelaki tua itu.

“Anak muda, dalam hidupmu penuh dengan kesialan. Suatu saat kamu akan menemukan yang kamu cari” kata lelaki itu dengan tersenyum.

“Terima kasih kakek atas nasehatmu” sahut Shen Long dengan menundukkan badannya.

Lelaki itu tersenyum, dalam hatinya berkata “Aku tidak boleh mengatakan lebih banyak tentang dirimu. Ada banyak darah dalam perjalanan hidupmu. Sebentar lagi semuanya akan terbuka”

Lalu lelaki itu memandang ke arah langit “Sudah akan tiba saatnya”

“Kamu sedang mencari apa Shen?” bisik Yun Mei kepadanya

“Entahlah, aku sendiri juga tidak tahu nona” jawab Shen Long

Kemudian mereka berlima meninggalkan peramal itu menuju sebuah kerumunan yang menampilkan ketrampilan seni bela diri. Tampak seorang gadis yang cantik tengah mempertunjukkan ketampilan bela dirinya ditengah panggung tersebut.

“Ketua, apakah aku bisa menikahi nona ini jika bisa mengalahkannya dalam pertandingan?” tiba-tiba sebuah suara terdengar dari kerumunan

Tampak semua mata memandang ke arah suara tersebut, terlihat seorang pemuda dengan wajahnya yang angkuh menatap ke arah gadis cantik yang sedang melakukan pertunjukan di atas panggung.

“Maaf tuan, kami hanya menampilkan ketrampilan kecil untuk mencari sesuap nasi. Kami tidak sedang mencari jodoh” sahut lelaki setengah baya sambil menundukkan kepalanya menjawab pertanyaan tersebut.

“Tuan muda Chan Ming” bisik Yun Yong kepada adik-adiknya.

“Aku hari ini sedang mencari gadis untuk menemaniku malam ini” kata Chan Ming itu

“Jika kamu bersedia, aku akan membayar lebih untuk itu” lanjutnya

Lelaki setengah baya itu menggertakkan giginya lalu menjawab “Maaf, kami tidak menjual gadis disini. Silahkan tuan mencarinya diujung jalan ini” sambil menunjuk ke sebuah rumah bordil disana.

Terdengar riuh ledak tawa penonton mendengar jawaban lelaki setengah baya itu.

BAB 02 | Rumput Hati

 Trang! Trang!


Pertarungan sengit terjadi diantara mereka, paman Ji sedikit kewalahan di keroyok oleh tiga orang termasuk ketua rombongan perampok itu.


Dua anak buahnya yang tingkat Oranye telah dibunuh oleh mereka, sisa tiga orang bawahannya yang masih hidup sedang berjuang melawan dua orang dari perampok itu.


“Cepat jalankan kereta, tinggalkan tempat ini” perintah paman Ji kepada kusir kereta sambil menghadang penyerang yang hendak menuju ke arah kereta.


Kereta pun bergerak melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke dalam kota.


“Hentikan kereta itu” perintah ketua perampok tersebut.


Paman Ji dengan sigap segera menghadang orang yang hendak menghalangi kereta itu. Perlawanan sengit terjadi dan paman Ji berhasil membunuh dua orang penyerang itu.


“Ambil kuda, kejar kereta itu” perintah ketua perampok.


Segera salah satu anak buahnya yang tersisa mengambil kuda lalu memberikannya pada ketua tersebut, namun baru berjalan beberapa meter, kuda-kuda itu tersungkur dan pingsan di tanah.


“Apa yang terjadi?” teriak ketua perampok


“Bocah sialan, apa yang kamu berikan pada kuda-kuda kami?” teriaknya kembali melihat kuda-kuda mereka pada jatuh pingsan di tanah.


Kereta kuda yang sudah lari menjauh telah meninggalkan tempat mereka. Ketua perampok menggertakkan giginya lalu hendak menyerang ke arah Shen Long karena kemarahannya.


Paman Ji yang melihat serangan itu segera membantu memblokirnya hingga Shen Long terlepas dari bahaya.


“Aku lawanmu. Jangan membunuh orang lain” kata paman Ji


Ketua perampok kewalahan melawan Ji sendirian, sementara anak buah mereka sudah bergelimpangan menjadi mayat dan terluka di tanah. Hanya ketua perampok itu yang tersisa dan saat ini dia tidak bisa melayani dari Ji.


Ketua perampok itu lalu merubah serangannya menuju ke arah bawahan Ji yang hanya tinggal dua orang.


Crassh!


“Awas!” teriak paman Ji memperingati anak buahnya, namun terlambat, dalam sekali tebas kedua anak buahnya yang hanya tingkat Oranye tewas.


Ketua perampok itu segera melarikan diri sambil berteriak “Aku akan membalas kejadian hari ini”


Paman Ji merasa lega, kemudian mencoba mengatur nafasnya untuk memulihkan kondisinya. Lalu dia berjalan ke arah Shen Long.


“Anak muda, terima kasih atas bantuanmu. Bagaimana kamu bisa membuat kuda mereka tersungkur di tanah?” tanyanya


“Aku hanya memberikan mereka makan rumput hati” sahut Shen Long dengan ringan


“Rumput hati?” pikir paman Ji. Rumput hati adalah salah satu bahan obat untuk melemahkan tubuh manusia dan bisa membuat lumpuh sementara secara tiba-tiba, namun efeknya tidak terlalu berbahaya.


“Darimana pemuda ini mengetahui bahan obat seperti ini” pikirnya kembali


“Anak muda, kemana tujuanmu?” tanya paman Ji


“Aku tidak ada tujuan tuan” sahut Shen Long dengan nada datar.


“Kalau begitu ikutlah bersamaku ke kota, kami memerlukan seseorang untuk menjadi pengurus kuda” kata paman Ji mengajak Shen Long.


“Baiklah tuan, terima kasih” sahut Shen Long dengan patuh sambil membungkukkan badannya


Kemudian paman Ji mengajaknya ke tempat kediaman keluarga Yun di dalam kota. Melihat kedatangan paman Ji, Yun Mei yang sudah lama menunggu segera menghampirinya.


“Paman, kamu tidak apa-apa kan?” tanya Yun Mei.


“Terima kasih nona. Aku baik-baik saja” sahutnya


“Yun Ji, terima kasih telah menjaga anakku” sahut seorang laki-laki setengah baya yang datang menghampiri mereka.


“Salam kepala keluarga Yun Chao” sahut paman Ji sambil membungkukkan badannya.


“Syukurlah kamu tidak apa-apa, segeralah obati badanmu yang terluka dan temui aku di ruang tamu” lanjut Yun Chao.


“Tuan, aku bertemu dengan seorang pemuda yang telah membantu kita melawan perampok itu. Kalau bukan karenanya, nona mungkin telah terkejar ditangkap oleh mereka” kata paman Ji sambil memperkenalkan Shen Long.


Yun Chao melihat ke arah Shen Long “Siapa namamu anak muda?”


“Namaku Shen Long tuan” sahut Shen Long sambil membungkukkan badannya.


“Baiklah, aku serahkan pada Yun Ji untuk mengaturmu di sini” kata Yun Chao sambil pergi meninggalkan mereka.


“Terima kasih tuan” sahut Shen Long yang masih membungkukkan badannya.


Putri Yun Mei melirik ke arah Shen Long melihat wajahnya yang cukup tampan namun tampak dekil karena debu dan kotoran, lalu mengikuti kepergian ayahnya.


“Shen Long” gumamnya dalam hati


“Ayo bersihkan badanmu Shen” kata paman Ji mengajaknya menuju ketempat tinggalnya.


Setelah selesai membersihkan dirinya, Shen Long diberikan tugas oleh paman Ji untuk mengatur dan mengurus kuda-kuda milik keluarga Yun. Lalu setelah itu paman Ji segera menuju ke ruang tamu untuk menemui Yun Chao yang sudah menunggunya.


“Siapa menurutmu yang melakukan serangan itu Ji?” tanya Yun Chao.


“Melihat dari tehnik pedang mereka, aku menebak mereka berasal dari sekte pelepas arwah tuan” sahut Yun Ji.


“Sekte Pelepas Arwah?” Yun Chao tertegun mendengarnya.


Yun Chao adalah keturunan dari seorang tabib terkenal dalam ilmu pengobatan. Ayahnya Yun Guo adalah tabib kaisar yang diberi gelar tabib kerajaan oleh Raja Liu. Ilmu pengobatan Yun Chao juga tidak kalah dari ayahnya, di usia muda dia telah menembus kultivasi alam master biru tua dalam beladiri dan pengobatan. Kini dia telah berada di alam Spirit tingkat master sebagai seorang tabib yang berbakat dan sekaligus menjadi alkemis dengan tingkat 3.


Banyak musuh yang iri dan dendam kepada keluarga Yun karena ketenarannya dan berkeinginan untuk mengalahkan mereka termasuk salah satunya adalah Sekte Pelepas Arwah.


“Kamu harus meningkatkan kultivasimu Ji. Musuh yang mengincar keluarga kita tidaklah sedikit.” sahut Yun Chao sambil menyesap tehnya.


“Aku yang kurang berbakat tuan. Aku berjanji akan meningkatkan kembali kultivasiku untuk menembus ke alam spirit” sahut Yun Ji sambil mengepalkan tangannya ke depan.


Yun Ji adalah kerabat jauh dari keluarga Yun yang sejak kecil sudah diajak dan dilatih oleh Yun Guo dalam bela diri, namun sayang bakatnya kurang dari Yun Chao, sehingga jauh tertinggal darinya.


“Bagus. Bagaimana dengan anak itu? Apakah kamu sudah mengaturnya?” tanya Yun Chao.


“Sudah tuan. Saya menyuruhnya untuk mengurus kuda-kuda keluarga kita” sahut Yun Ji.


“Baiklah. Katamu dia telah membantu dalam pelarian hari ini. Ceritakan apa yang terjadi?” tanya Yun Chao.


Yun Ji kemudian menceritakan kejadian penyerangan tadi siang kepada Yun Chao dengan singkat.


“Rumput hati? Bagaimana anak itu bisa mengetahui bahan obat seperti itu?” kata Yun Chao.


“Itulah mengapa aku mengajaknya kemari tuan. Sekaligus sebagai rasa terima kasihku atas bantuannya” sahut Yun Ji.


“Kakak, benarkah ada perampok yang menyerang ponakanku dijalan?” tiba-tiba terdengar suara yang datang mendekati mereka


Yun Ji merasa sedikit tidak senang dengan kedatangan orang ini namun dia tidak berani memperlihatkannya.


“Yun Li, siapa yang memberitahumu?” tanya Yun Chao melihat kedatangan adik laki-lakinya.


“Aku mendengarnya sendiri dari mulut ponakanku Yun Mei saat mereka berbicara dengan anak-anakku” kata Yun Li mendekati mereka.


“Ah, duduklah dulu Yun Li” lanjut Yun Chao sambil memegang janggutnya yang panjang.


“Ji, ajak pemuda itu kemari. Aku ingin bertanya padanya” kata Yun Chao.


“Baiklah tuan” sahut Yun Ji sambil berlalu dari mereka.


“Pemuda? Siapa pemuda itu kak?” tanya Yun Li.


Yun Chao lalu menceritakan kembali apa yang telah diceritakan oleh Yun Ji tentang kejadian siang itu pada adiknya.


“Sialan, berani sekali Sekte Pelepas Arwah menyerang kita” sahut Yun Li dengan geram.


“Tenangkan dirimu Li, ayah masih di ibukota. Kita tunggu ayah untuk mendiskusikan masalah ini” sahut Yun Chao.

BAB 01 | Bertemu Yun Mei

 Pagi hari, seorang pemuda berusia sekitar 18 tahun berjalan di pinggiran sebuah kota Weiyang. Tiba-tiba rombongan orang berkuda berlarian melewati jalan tersebut, membuat pemuda itu tersungkur oleh terjangan kuda-kuda itu. Wajah dan badan nya penuh oleh debu dan tanah yang masih basah oleh embun pagi, namun dirinya tidak merasa sedikitpun sedih ataupun marah oleh kejadian tersebut.


\=======


Shen Long nama pemuda itu, sejak usia 8 tahun sudah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya yang dibunuh oleh gerombolan perampok yang menyerang desa tempat tinggalnya.


Beruntung dirinya saat itu sedang pergi ke hutan mencari kayu bakar sehingga luput dari pembantaian para perampok itu. Pemandangan kematian dan kebakaran yang melanda desanya membuat hatinya terguncang. Sejak saat itu dia tidak pernah merasakan emosi apapun dari dalam dirinya,


Saat kejadian itu, seorang lelaki berkuda melihat dirinya yang hanya berdiri melihat kobaran api yang melahap desanya. Karena merasa kasihan lalu lelaki itu memungut dan mengajak ke kediamannya.


Selama 8 tahun dia tinggal di kediaman lelaki itu yang merupakan seorang tabib menjadi pembantu yang membersihkan rumah serta membantu lelaki itu mencarikan bahan obat ke tengah hutan.


Tanpa diduga kejadian serupa terjadi kembali dalam hidupnya. Ketika tiba dirumah dari mencari bahan obat di tengah hutan, dia menemukan rumah tabib itu dalam keadaan berantakan, tampak beberapa mayat pembantu lainnya yang tewas tetapi tidak dijumpainya mayat tabib tersebut.


Meskipun 8 tahun dirinya sebagai pembantu tabib di rumah itu, namun tabib itu selalu memperlakukannya dengan baik. Shen Long yang pendiam merupakan kesayangan tabib tersebut karena tidak pernah membantah apapun yang diperintahkan olehnya.


Setelah kejadian itu dia tidak tahu harus pergi kemana, dia hanya duduk di pinggir sungai memikirkan hidupnya yang penuh kesialan namun tidak pernah mengeluh karenanya.


Seorang lelaki tua menghampirinya saat melihat dirinya tengah duduk di pinggir sungai itu “Nak, kamu pergilah ke barat. Disana kamu akan menemukan apa yang kamu cari”


Shen Long menoleh melihat ke arah lelaki tua itu yang tersenyum padanya, namun Shen Long tidak terlalu mempedulikan hal itu, kemudian dia menoleh ke arah barat memikirkan, Apa yang dicarinya? Mengapa harus ke barat?.


Saat dia hendak bertanya kembali pada lelaki tua itu, dia tidak menemukannya. Lelaki tua itu sudah menghilang dari pandangannya.


“Cepat juga lelaki tua itu pergi” pikirnya


Setelah merenungkannya sejenak, Shen Long lalu memutuskan mencari peruntungannya ke arah barat sesuai petunjuk lelaki tua itu. Sepanjang perjalanannya, dia hidup dengan belas kasihan dari orang-orang yang dia bantu selama perjalanan demi imbalan makan untuknya.


Shen Long tidak pernah mengeluh dalam membantu orang lain, imbalan makan baginya sudah lebih dari cukup untuk melanjutkan perjalanannya. Selama dua tahun perjalanannya, akhirnya dia pun tiba di pinggiran kota Weiyang.


Dengan wajah dan badannya yang berdebu, dirinya lebih mirip seperti seorang pengemis berjalan menuju sebuah warung pinggir jalan yang dilihatnya. Rombongan orang berkuda yang tadi melewatinya duduk di warung tersebut sambil bersantap.


“Hei, bukankah itu pengemis yang hampir kita lindas dijalan tadi?” kata seseorang lelaki dalam rombongan tersebut.


“Hahaha.. iya benar” sahut pemimpin rombongan itu yang terlihat lebih besar dengan pakaian yang lebih mewah.


“Hei nak, sini. Kamu berikan kuda kami makan. Nanti aku berikan kamu makanan” kata lelaki itu pada Shen Long.


Mendengar hal itu Shen Long pun bergegas mencari rumput untuk memberikan makanan kepada kuda-kuda mereka demi sesuap nasi.


Tak berapa lama, sebuah rombongan dengan kereta kuda datang dan berhenti di warung tersebut. Seorang lelaki setengah baya yang berkuda memimpin paling depan segera turun menghampiri kereta kuda itu.


“Nona, sebaiknya kita beristirahat dulu di warung ini sebelum melanjutkan perjalanan ke kota” katanya sambil menundukkan badannya.


Seorang gadis cantik berusia sekitar 17 tahun membuka tirai keretanya lalu menyahut “Baiklah paman Ji, mari beristirahat dulu di tempat ini. Biarkan kuda-kuda juga beristirahat”


Lelaki yang dipanggil paman Ji oleh gadis itu segera memerintahkan bawahannya untuk beristirahat di warung tersebut sambil memberi makan pada kuda-kuda mereka.


Seorang pelayan wanita menemani gadis cantik itu turun dari kereta kuda lalu mengantarnya ke dalam warung serta menemaninya duduk.


Kedatangan rombongan kereta itu membuat enam laki-laki rombongan pertama tersenyum melihat kecantikan gadis tersebut.


“Ketua, apakah gadis ini putri keluarga Yun dari kota Weiyang?” bisik seorang lelaki disamping lelaki yang berpakaian mewah.


“Benar, dialah Yun Mei putri dari Yun Chao kepala keluarga Yun di kota Weiyang” sahut lelaki berpakaian mewah yang dipanggil ketua itu dengan berbisik.


“Apakah kita melakukannya disini?” bisiknya lelaki disamping kembali


“Kita lihat situasi, para pengawalnya tidak sedikit. Kita hanya berenam disini. Bagaimana persiapan lainnya?” tanya lelaki berpakaian mewah


“Sepuluh anggota lainnya sedang menunggu perintah ketua di dalam kota” bisik lelaki disampingnya itu


Percakapan mereka berdua secara tidak sadar didengarkan oleh Shen Long yang sedang memberikan makan kuda-kuda mereka. Shen Long memperhatikan gadis yang bernama Yun Mei itu sebentar, kemudian dia melanjutkan mencari rumput untuk diberikan kepada kuda-kuda rombongan pertama tanpa menunjukkan ekspresi apapun.


Yun Mei, gadis cantik putri tertua keluarga Yun memperhatikan gerak-gerik Shen Long yang sedang mencari rumput untuk memberikan makan kuda. Wajahnya merona merah ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Shen Long yang memperhatikan dirinya bekerja memberi makan kuda.


Yun Mei melempar pandangannya ke samping ke arah paman Ji lalu bertanya “Paman, apakah kuda-kuda kita sudah cukup diberikan makan?”


“Nona, jangan khawatir, bawahanku sudah memberikan makan kuda-kuda kita. Nona beristirahat saja dulu. Perjalanan kita tinggal sedikit lagi sudah sampai di rumah nona” sahut paman Ji.


“Baiklah paman, ajak juga bawahan paman beristirahat bersama disini” lanjut Yun Mei sambil meneguk teh yang telah dihidangkan oleh pelayan warung.


Setelah sekitar satu jam mereka beristirahat sambil bersantap lalu rombongan Yun Mei mulai akan melanjutkan perjalanannya.


Ketika hendak pergi, rombongan enam orang itu tiba-tiba melompat menghadang perjalanan mereka sambil mengeluarkan senjatanya.


“Jika kalian ingin hidup, serahkan gadis ini dan perhiasan kalian pada kami” teriak lelaki berpakaian mewah yang memimpin sambil mengacungkan pedangnya.


Paman Ji yang sejak awal sudah mengetahui gerak-gerik mencurigakan dari enam orang itu segera memberikan perintah pada bawahannya “Lindungi nona”


“Akhirnya kalian bergerak juga. Aku sudah mengetahui niat kalian sebelumnya” sahut paman Ji kembali sambil mengeluarkan pedang di pinggangnya.


Sepuluh pengawal bawahan Ji langsung bergerak melingkar melindungi kereta kuda.


“Jangan banyak bicara, serang mereka!” perintah lelaki berpakaian mewah kepada kelima anak buah mereka.


Keenam penyerang itu bukanlah orang biasa, rata-rata kultivasi mereka sudah pada tingkat Master Kuning sedangkan pimpinannya berada pada tingkatan Master Biru Muda. Namun paman Ji tidak takut sedikitpun, dia yang berada pada tingkatan Biru Tua akhir memimpin pasukan tingkat Kuning dua orang dan tingkat Oranye delapan orang baginya sudah cukup untuk melawan ke enam orang ini.


\================================================


Tingkat Kultivasi di Dunia Manusia (dari rendah ke tinggi)


Alam Master (Merah, Oranye, Kuning, Hijau, Biru Muda, Biru Tua, Ungu)


Alam Spirit (Master Spirit, Guru Spirit, Raja Spirit, Dewa Spirit)


Alam Suci (Manusia Suci, Guru Suci, Raja Suci, Dewa Suci)


Alam Dewa (Dewa Manusia, Dewa Bumi, Dewa Langit, Dewa Kahyangan)


Alam Pendeta (Pendeta Suci, Pendeta Raja, Dewa Pendeta)


Alam Surgawi (Raja Dewa, Kaisar Dewa)


Alam Abadi (Maharaja Dewa)


Tingkat Kultivasi di Dunia Bawah


Alam Monster (Monster, Guru Monster, Raja Monster, Dewa Monster)


Alam Prajurit (Prajurit, Guru Prajurit, Raja Prajurit, Dewa Prajurit)


Alam Jendral (Jendral, Jendral Raja, Jendral Dewa)


Alam Raja (Raja, Raja Dewa)


Alam Dewa (Kaisar Dunia Bawah)


Klan biasa yang hidup di dunia bawah rata-rata berada pada level spirit di dunia manusia.


Tingkat Kultivasi di Dunia Atas/Langit


Raga Tembaga (bintang 1 – 5)


Raga Perak (bintang 1 – 5)


Raga Emas (bintang 1 – 4)


Raga Berlian (bintang 1 – 3)


Raga Mutiara (bintang 1 – 2)


Raga Bintang (Kaisar Langit)


Perbandingan kekuatan kultivasi ketiga dunia


Alam Monster = Alam Suci


Alam Prajurit = Alam Dewa = Raga Tembaga


Alam Jendral = Alam Pendeta = Raga Perak


Alam Raja = Alam Surgawi = Raga Emas


Alam Dewa = Alam Abadi = Raga Berlian


Pil Obat


Level Bumi (1-9 tingkat)


Level Dewa (1-9 tingkat)


Level Langit (1-9 tingkat)


Level Surgawi (1-9 tingkat)


Senjata Pusaka


Senjata Suci


Senjata Dewa


Senjata Langit


Senjata Dominator


Senjata Surgawi


3 Senjata Suci dapat digabungkan menjadi 1 Senjata Dewa, 3 Senjata Dewa menjadi Senjata Langit, 3 Senjata Langit menjadi Senjata Dominator dan 3 Senjata Dominator menjadi Senjata Surgawi.

Bab 04 Kelahiran Kembali Sang Pembantai

 Apa yang akan ia lakukan ternyata adalah menyelidiki aliran air sungai tempat dirinya mandi itu , soalnya dengan Besar nya sungai tersebut dirinya tidak menemukan ujung dari sungai tersebut seakan sungai itu memang terpotong setengah nya dan hilang di telan bumi ,


dengan menggunakan baju dan celana dari kulit hewan nya itu Lin Fan terus menelusuri sungai tersebut hingga ia sampai di ujung sungai tersebut dimana di sana terdapat pusaran air yang sangat besar , yang menandakan jika memang air sungai tersebut tidak mengalir ke hilir melainkan ke dalam pusaran tersebut,


Lin Fan memegang dagunya seraya berfikir , apakah ia harus memeriksa nya atau meninggal kan nya ,


pikiran nya kini berkecamuk di satu sisi Lin Fan besar menginginkan ia menyelidiki nya, sementara tubuhnya yang merupakan Lin Fan kecil seakan ragu ragu dengan itu


"Baiklah, untuk apa memikirkan hal hal yang belum tentu terjadi , baiklah sudah di putuskan aku akan melihat apa yang tersembunyi di balik sungai ini , jika aku mati dengan cara ini setidaknya aku sudah merasakan berapa bulan kehidupan hebat di sini dan juga aku tidak memiliki apapun Untuk di khawatir kan , jadi ayo kita lihat "


"Byur"


Lin Fan langusng berenang mendekati pusaran air tersebut, dan


"Zhep"


tepat seperti pikirannya, tubuhnya langsung di hisap dengan kecepatan tinggi oleh pusaran air tersebut, andai ia tidak berlatih menguatkan tubuhnya selama satu bulan ini , maka ia bisa jamin jika saat ini ia akan benar benar tewas ,


selama beberapa menit ia terus terombang ambing di alam pusaran air tersebut hingga ekor Matanya menangkap sinar di tas permukaan air di sekitar nya , tanpa menunggu waktu lagi dengan sekuat tenaga Lin Fan langsung bergerak ke arah sinar tersebut, dan saat ia sudah tiba di cahaya tersebut alangkah terkejut nya ia karena cahaya tersebut merupakan cahaya yang di hasilkan oleh batu batu yang berada di dinding goa yang ada di atas kemudian air itu , dengan semangat ia langsung naik ke permukaan dan berjalan mengitari pandangan ke segala arah ,


dimana goa tersebut di dindingnya terdapat cahaya berwarna warni yang di hasilkan oleh kristal yang menempel di dinding tersebut


tanpa menghiraukan itu semua Lin Fan memutuskan untuk berkeliling di dalam goa yang baru ia temui itu, salama perjalanan tak henti hentinya dirinya di buat takjub oleh pemandangan yang ada di goa yang ternyata sangat besar tersebut


kemudian ia melangkahkan kakinya ke celah batu yang membentuk seperti pintu tersebut, dengan harap harap cemas Lin Fan masuk ke dalam nya


"Waaaaaaa"


Dangan kaget Lin Fan berteriak dengan keras saat matanya tak sangaja menatap mata seseorang pria paruh baya yang nampak tangah bersemedi di batu menghadap ke arah nya ,


Karena tidak ada gerakan dari orang yang ia lihat di depan nya itu , Lin Fan memutuskan untuk memeriksa nya dan benar saja orang yang duduk di hadapan nya itu sudah mati , kemungkinan sudah sangat lama ia mati tapi anehnya tubuh tersebut tidak hancur atupun berbau,


Lin Fan yang penasaran dengan tubuh yang nampak tidur tersebut langsung mengulurkan tangan kanannya menepuk pipi orang tua tersebut dengan ekspresi konyol di wajahnya seperti ia tengah membangun kan seseorang yang lagi tidur


"Puk"


Lin Fan menepuk pipi kakek tua tersebut dengan sedikit keras hingga menimbulkan bunyi seperti orang tengah menampar wajah seseorang dan sesuatu yang yang mengejutkan nya terjadi


"Krak"


Wush...


"Klontang"


"Ehhhhh"


Tubuh yang terlihat kokoh tersebut perlahan retak dan hancur begitu saja menjadi abu , kemudian muncul satu cincin penyimpanan yang terlihat sangat mewah terjatuh di atas abu dari tubuh yang sudah hancur tersebut


Lin Fan yang merasa melakukan kesalahan pun langsung menjatuhkan tubuh nya Berlutut di depan abu tubuh yang hancur tersebut


"Maafkan aku kek, kakek tenang saja aku akan menguburkan abu kakek ini dengan layak "


Kemudian Lin Fab berdiri dari posisi nya dan mengumpulkan abu yang berserakan tersebut menjadi satu dan saat itulah ia baru sada jika ada satu cincin yang tertinggal di atas abu tersebut


Ia tidak mau ambil pusing dengan hal itu , ia langsung menyelip kan ke jari Manis ditangan kirinya dan langsung menggali lubang untuk dijadikan tempat untuk menguburkan abu dari kakek yang sebelumnya tak sangaja ia hancurkan itu


Setelah selesai mengubur kan abu tersebut, Lin Fan kembali Berlutut di dekat kuburan itu


"Kakek , maaf karena mengahncurkan tubuhmu sebelum nya , aku Lin Fan dengan tulus menyembah mu sebagai Kakek ku sebagai permintaan maaf dari seorang cucu pada kakek "


Lin Fan membenturkan kepalanya tiga kali ke tanah bukti penyesalan nya atas apa yang ia perbuat sebelum nya


Setelah itu ia langsung duduk menyandar kan tubuh nya di dinding goa tempat jasad orang tua itu berada sebelum nya


Saat ia menyandar kan tubuh nya ia mendengar seperti ada bunyi klik Terdengar di telinga nya


Lalu kemudian tiba tiba Dinding goa di sampingnya terbelah dan di sana terdapat satu gulungan dari kulit hewan yang tersimpan dengan rapi , kemungkinan itu adalah milik sang kakek yang sudah ia kuburkan sebelum nya ,


dan alasan gulungan itu bisa muncul saat ini Karena tubuhnya kemungkinan tidak sangaja menyentuh tuas untuk membuka Diding goa tersebut


Dengan penuh semangat Lin Fan meraih gulungan tersebut dan membawa nya kembali ke tempat duduk nya semula dan benar saja celah tempat gulungan itu berada kini sudah tertutup kembali setelah gulungan itu sudah ia ambil


Setelah duduk dengan benar , kemudian Lin Fan dengan hati hati membuka gulungan tersebut


Dan terpampang lah dengan jelas di hadapan nya apa yang berada di dalam gulungan kulit tersebut yang ternyata merupakan teknik kultivasi yang memiliki nama teknik kultivasi Dewa Alam ,


Di jelaskan jika tekhnik itu ditemukan oleh kakek tua itu saat ia menjelajahi tempat kuno semasa mudanya dulu, tapi karena ia tidak cocok dengan tekhnik kultivasi itu maka dirinya memutus kan Untuk menyimpan nya dan ia berniat menyerahkan nya pada orang yang tepat nanti nya karena menurut nya tekhnik kultivasi itu sangatlah langka dan kemungkinan merupakan teknik tinggi


Penasaran dengan sekuat dan sesusah apa Untuk mempelajari teknik kultivasi Dewa Alam tersebut, Lin Fan dengan hati hati membaca cara menggunakan nya agar ia bisa menerapkan nya pada tubuhnya nanti agar tidak terjadi kegagalan seperti yang di alami oleh kakek tua yang menemukan tekhnik ini


Di jelaskan jika ingin menggunakan tehnik kultivasi itu kultivator tersebut haruslah memiliki dantian istimewa yang mampu menampung Qi dalam jumlah besar jika tidak maka teknik kultivasi tersebut tidak akan pernah bekerja pada tubuhnya mau sekuat apapun orang itu berusaha

Bab 03 Kelahiran Kembali Sang Pembantai

 Siang harinya Lin Fan mencoba menyerap inti kristal ular yang ia ambil sebelum nya , meski sudah tau tidak akan berhasil namun ia tetap mencoba nya karena ia entah mengapa merasa ada yang aneh dengan tubuh nya karena ia merasa tubuhnya saat ini seperti memiliki kekuatan tapi kekuatan apa itu ia tidak tau


Maka dari itu ia memutuskan untuk mencoba kecurigaan nya itu menggunakan inti kristal milik ular sebelum nya


karena ukuran nya yang sangat besar Lin Fan memutuskan untuk meletakkan kristal itu di pangkuan nya kemudian ia langsung menutup kedua matanya dan mencoba cara yang ada di pikiran nya , yaitu teknik kultivasi yang di miliki Lin Fan kecil dulu


Dan benar saja tiba tiba inti kristal tersebut bersinar dengan terang kemudian langsung menyelimuti tubuh Lin Feng , Qi berwarna biru bercampur hitam itupun menyeruak masuk kedalam dantian emas milik nya


melihat usahanya berhasil Lin Fan dengan semangat langusng memusatkan semua energi yang keluar dari inti kristal itu ke pusat dantian nya karena ia saat ini sudah yakin jika dirinya secara ajaib memiliki dantian lagi setelah sebelumnya telah dirusak oleh orang yang membuang nya ke dalam jurang ini


Berapa saat kemudian


Terlihat cahaya hijau berputar putar di sekitar tubuh Lin Fan yang merupakan pancaran Dari Qi Elemen Racun yang di miliki oleh ular tersebut yang kini sudah resmi di miliki oleh Lin Fan


Dan


Boom..


Boom..


Boom..


Terdengar tiga kali ledakan teredam dari dalam tubuhnya menandakan jika dirinya saat ini sudah resmi menjadi kultivator


aura dari tahap pembentukan Qi 🌟 3 merembes dari tubuh Lin Fan kemudian kedua mata nya terbuka disertai senyum tipis di wajah nya


"Aku tidak tau harus bereaksi bagaimana saat ini , yang jelas siapapun yang sudah menyembuhkan dantian ku aku mengucapkan terimakasih untuk itu dan kau memegang janjiku , aku bersumpah untuk berjalan di atas kakiku sendiri aku tidak berada di pihak hitam ataupun putih bagiku benar adalah yang utama , tak peduli siapa yang aku singgung selama aku benar aku akan melenyapkan nya dan menciptakan dunia yang menurut ku benar "


Lin Fan mengepal kan tangannya kemudian menatap ke langit seraya mengucapkan kata itu


Bak gayung bersambut , tiba tiba terdengar gemuruh petir di saat matahari bersinar terang siang itu , seakan langit menyambut sumpah Lin Fan sebelum nya


Dengan semangat baru di dalam dirinya , Lin Fan langsung memanfaatkan kulit ular yang sebelumnya ia sudah pisahkan dari daging yang ia bakar sebelum nya untuk di jadikan tali untuk ia ikatkan di lengan dan kakinya kemudian meletakkan batu yang lumayan besar di kedua tangan dan kakinya sebagai beban untuk memulai latihan fisik nya , karena ia berencana untuk melatih tubuhnya terlebih dahulu sebelum memikirkan kultivasi nya lebih lanjut


Dengan begitu latihan nya resmi dimulai, Lin Fan hanya akan berhenti jika ingin makan dan istirahat, selebihnya ia pergunakan waktu nya untuk berlatih


Tak terasa ia sudah melakukan Latihan berat nya itu selama satu bulan penuh , kini bisa terlihat hasilnya dengan perubahan tubuh fisik nya yang bertambah lebih tinggi dan tegap berbeda dari sebelumnya nya ,


bukan hanya itu , saat ini kekuatan tubuh nya sudah setara dengan kultivator Guru 🌟 1, dua tingkat di atas Kultivasi nya sendiri ,


itu menunjuk kan jika salama sebulan ini Lin Fan benar benar melakukan latihan nya dengan sungguh sungguh , tidak ada raut ketakutan di wajah nya meski ia tinggal di dalam jurang itu sendiri selama ini , karena ia sudah terbiasa di kehidupan sebelumnya sebagai pembunuh yang menang tinggal di hutan sendirian


kualitas tulangnya pun sudah jauh berkembang karena ia selain mengandalkan beban untuk melatih fisik nya , Lin Fan juga memanfaatkan berbagai herbal penguat tulang yang bertebaran di mana mana di dalam jurang itu karena hutan yang ada di dalam jurang tersebut belum terjamah oleh tangan manusia manapun selain dirinya , dengan kecerdasan nya ia dengan mudah membedakan yang mana yang berguna untuk kultivator seperti dirinya dan yang yang tidak , karena ia dulu pernah membaca informasi mengenai tanaman herbal tersebut sewaktu masih bekerja di tempat tuan kota


Tulang nya saat ini sudah berada di tulang Harimau perak , selangkah lagi menjadi tulang harimau emas , dan di atas itu adalah tulang terkuat yang ia ketahui yaitu tulang naga ,


Tingkatan kultivasi


-Alam Pembentukan Qi 🌟 1-9


-Alam Qi sejati


-Alam Guru


-Alam Master


-Alam Bumi


-Alam Langit


-Alam Prajurit Agung


-Alam Raja Agung


-Alam Penguasa


Semua tingkatan di atas sama sama di bagi dari 🌟 1 hingga 🌟 9


.......


Tingkat Teknik /Senjata


-Peringkat Hijau


-Peringkat Ungu


-Peringkat Bumi


-Peringkat Langit


-Peringkat Surgawi


-Peringkat Suci


-Peringkat Legenda/Dewa


Semua tingkatan di bagi menjadi 3, Rendah , menengah , tinggi


Sementara untuk tulang dibagi menjadi :


-Serigala


-Gajah


-Harimau


-Naga


Untuk tingkatan di setiap tulang memiliki tiga tingkat , yaitu tingkat perunggu , kemudian perak dan yang terakhir emas ,


.....


Saat ini Lin Fan menggunakan kulit bintang sebagai pakaian nya , tapi meski begitu pesona nya tidak bisa tertutupi oleh pakaian yang terkesan seperti suku pedalaman tersebut, pakaian atas dan bawahnya terbuat dari kulit serigala petir yang ia bunuh beberapa waktu lalu sedangkan alas kakinya ia menggunakan kulit ular yang ia bunuh pertama kali , karena kulit ular tersebut sangatlah kuat sehingga itu akan sangat melindungi kakinya dari duri ataupun benda benda tajam yang kemungkinan akan melukai kakinya ,


Dan di lengan dan kakinya masih ada batu besar yang masih belum ia lepas karena ia sudah terbiasa dengan keadaan nya itu ,


Sementara senjata yang ia gunakan adalah tombak yang ia buat menggunakan taring harimau yang ia ikat menggunakan kulit ular yang sudah ia jadikan tali ke kayu pajangan lurus berukuran sekepalan tangannya


Saat ini Lin Fan tengah berjalan menuju tempat biasa nya ia mandi , yaitu sungai jernih dengan pemandangan indah di sekitar nya


Seperti biasa setelah Tiba di tempat yang ia tuju , langusng ia melepas kan seluruh atribut yang menempel di tubuhnya tanpa terkecuali, kemudian ia langsung melompat ke sungai tersebut untuk mandi ,


Di tangan nya ada berbagai kelopak bunga yang mengeluarkan bau harum yang selalu ia gunakan saat mandi untuk di jadikan pengganti sabun


Beberapa menit kemudian ia sudah selesai dengan ritual mandi nya , kemudian ia melompat ke batu yang ada di pinggir sungai dan kembali mengenakan baju dari kulit hewan nya itu , tapi untuk batu pemberat nya ia tak lagi menggunakan nya karena ia ingin melakukan sesuatu sebentar lagi , karena ia sudah lama penasaran dengan hal yang sudah lama ia pikirkan itu

Bab 02 Kelahiran Kembali Sang Pembantai

 Sepasang mata merah di balik batu besar yang tak jauh dari posisi Lin Fan berada kini semakin terang , menandakan jika pemilik mata tersebut semakin mendekati posisi Lin Fan yang nampak masih asik dengan kegiatan makan nya


Ternyata sosok yang mengintai itu merupakan ular besar dengan tubuh berwarna hitam bergaris garis hijau , nampak juga tanduk kecil di dahi ular tersebut,


"srek"


suara dedaunan kering terdengar di telinga Lin Fan membuat nya langusng reflek menolehkan kepalanya kebelakang dan betapa terkejut nya ia karena dihadapan nya kini tengah berdiri dengan gagah sesosok ular besar Yang orang orang di alam ini menyebut nya sebagai Ular naga racun , karena ular tersebut tubuh nya sangat besar maka dari itu ular tersebut di namakan ular naga dan untuk nama racun itu sendiri di ambil karena ular tersebut mempunyai racun terkuat diantara hewan hewan lain nya ,


Menghadapi situasi seperti itu Lin Fan tidak panik sama sekali , karena pikirannya bukan lagi bocah melainkan pemuda dewasa dengan Jutaan kali mengalami situasi sulit hidup dan mati , berbeda dengan tubuh kecil yang ia tempati nampak sedikit bergetar mungkin itu reflek dari Tubuh baru nya yang baru kali ini menghadapi situasi seperti ini


"Cacing kecil , apakah kamu ingin bermain dengan ku disini atau kau justru ingin memangsa ku seperti kelinci gemuk di luar sana , ?" Lin Fan menatap ular di depan nya itu dengan senyum di bibirnya, meskipun di hatinya ada rasa sedikit cemas disana , sebab ia tau jika tubuh kecil yang ia tempati itu telah dirusak dantian nya , maka dari itu ia hanya bisa menggunakan kekuatan fisiknya saja saat ini dan juga memanfaatkan pengalaman bertarung yang ia miliki


Sementara sang ular yang mendapat pertanyaan itu langusng merespon dengan langusung melesat ke arah Lin Fan, bukan hanya itu saja terlihat juga ulat itu meludah kan bisanya yang mengandung racun mematikan ke arah Lin Fan


mendapati serangan dadakan tersebut Lin Fan langsung bereaksi dengan memungut batu yang tak jauh dari posisi nya , dan kebetulan batu yang ia ambil sangat lah runcing ujungnya hampir menyerupai kepala tombak


dengan cepat tubuh di putar ke samping untung mengindari racun yang mengarah ke tubuh nya , Lin Fan juga tak lupa langsung menusukkan batu yang ada di tangannya ke arah leher ular tersebut dengan menunduk kan sedikit posisi badan nya membuat ia dengan leluasa membidik leher sang ular dengan mudah


"Crash"


"Jleb"


Mata ular tersebut langsung melotot seakan tak percaya jika manusia kecil di hadapan nya ini bisa membunuhnya dengan senjata batu tersebut,


"Bruk"


"Aduh"


Tubuh ular yang besar tersebut langsung jatuh menimpa tubuh Lin Fan membuat darah dari ular tersebut membasahi seluruh tubuh kecil nya ,


Dengan susah payah ia langsung keluar dari bawah tubuh ular raksasa tersebut, kemudian menancap kan batu yang ia gunakan untuk membunuh sebelum nya di kepala ular tersebut untuk mengeluarkan inti kristal yang di miliki ular tersebut


"Crash"


Terlihat Cristal berwarna Hijau kehitaman seukuran kepala orang dewasa keluar dari kepala ular raksasa tersebut


Selesai dengan itu Lin Fan tiba tiba terpikirkan ide konyol di kepala nya,


tanpa pikir panjang ia langsung menghisap darah ular yang masih mengalir di bawah kepala ular tersebut,


Lin Fan berpikir mungkin ia akan kebal terhadap racun setidaknya ia akan terhindar dari bahaya di masa depan , karena dirinya tidak memiliki dantian untuk berkultivasi


Dengan sangat lahap Lin Fan mengusap darah yang mengandung racun terganas itu ke mulutnya , meski merasa sedikit anyir dan amis di mulutnya Lin Fan mengabaikan nya begitu saja


Setelah merasa puas , ia mengiris tubuh besar ular tersebut untuk di jadikan persediaan makanan nya selama di dalam jurang ini


Sementara di dalam tubuhnya kini darah yang ia konsumsi sebelum nya kini tengah mengisi sel sel darahnya bahkan sumsum tulangnya pun tak luput dari darah tersebut, sehingga saat ini tubuh Lin Fan akan memiliki kemampuan seperti ular yang di bunuh nya itu , dimana darahnya akan mengandung racun dan tulang tulang nya juga di perkuat oleh darah ular tersebut


membuat nya sangat bahagia karena eksperimen konyolnya ternyata berhasil , tapi satu yang masih ia belum sadari , jika dantian nya lah yang paling banyak menyerap darah ular tersebut kemudian di salurkan ke seluruh tubuh nya untuk di jadikan Qi


Dantian emas yang ada di perutnya bergejolak dengan bahagia saat darah tersebut memasuki tubuh Lin Fan sebelum nya , tapi aneh nya darah yang mengandung racun tersebut bisa di netralisir oleh dantian emasnya itu dan merubahnya menjadi Qi murni


"Hebat , Hanya dengan meminum darahnya tubuhku langusng Memiliki perubahan yang sangat signifikan, lalu bagaimana jika aku mengonsumsi dagingnya untuk di makan , apakah aku akan berubah menjadi ular seutuhnya, atau malah menjadi naga , ah sudahlah benar benar pemikiran konyol "


Lin Fan sedikit terhibur dengan sifat asli pemilik tubuh kecil ini karena bisa menghibur nya dengan kekonyolan yang spontanitas keluar dari mulutnya membuat sifat dingin yang di milikinya tidak terlalu terlihat


Kemudian dengan cekatan Lin Fan langsung mencari kayu bayar untuk dijadikan perapian Unyuk membakar daging ular tersebut tak lupa ia mengambil dedaunan kering untuk di jadikan pemicu untuk membuat api nantinya


Setelah dirasa semua nya cukup ia langsung menghidupkan api dan menumpuk kayu kayu yang sudah ia kumpulkan sebelum nya agar cepat menjadi arang


setelah dirasa cukup ia langsung menguliti kulit ular tersebut dan mengambil daging nya saja untuk di panggang agar tidak alot


Meski tanpa bumbu , daging ular tersebut kini sudah mulai mengeluarkan aroma khas daging bakar, membuat Lin Fan tidak sabar untuk menyantap daging tersebut


setengah jam kemudian


"Puk Puk"


"Kenyang nya"


Lin Fan menepuk nepuk perutnya karena daging yang ia panggang sebelum nya benar benar enak hingga membuat dirinya kalap dan mengabiskan daging daging itu


"waktunya membuat rumah kecil untuk tempat tinggal sementara selama di jurang sialan ini "


Lin Fan mengitari pandangan nya ke segala arah dan menemuka jika tempat nya berada bukan seperti jurang yang ia pikirkan sebelum nya melalaikan seperti hutan pada umumnya dengan banyak nya tumbuhan dan pepohonan besar di sana sini , hal itu bisa ia ketahui karena saat ini hari sudah mulai menjelang siang sehingga matahari sudah lumayan terang menerangi tempat itu


selama beberapa jam berikut nya Lin Fan hanya berkutat dengan pekerjaannya membuat gubuk kecil dari ranting dan dahan pohon yang ia ambil di sekitar nya , setelah dirasa cukup untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin di malam hari , ia langsung beristirahat untuk memulihkan stamina nya akibat bekerja beberapa jam tanpa henti sebelum nya

Bab 01 Kelahiran Kembali Sang Pembantai

 Di gubuk kecil yang berada di tengah hutan , terdapat pemuda tampan tengah bersiap siap mengakhiri hidup nya dengan pistol yang sudah ia arahkan ke pelipis kanannya,


Pemuda tersebut adalah sosok Yang sangat di takuti di dunia bawah negara China , sosoknya menjadi mimpi buruk bagi siapapun yang bersinggungan dengan nya, terlebih para Aparat negara yang tidak menjalankan tugasnya dengan benar sebagaimana mestinya ,


 orang tersebut akan mati dalam ke adaan mengenaskan di pagi berikut nya , dan kejadian itu sudah umum terjadi di negara ini , hingga menimbulkan ketakutan bagi mereka mereka yang berniat jahat ataupun merugikan negara ,


Sebab Malaikat maut akan datang kapan saja tanpa bisa mereka prediksi,


Sosok yang menakut kan itu bernama Lin Fan , satu orang yang bisa merubah Nagara china dari balik bayang bayang , dan akibat aksinya itu saat ini negara itu sudah tidak ada lagi kelompok mafia ataupun gangster yang berpotensi mengancam keamanan di negara itu ,


...


"Ayah , ibu , Aku sudah menyelesaikan tugas ku di dunia ini , saat nya untuk ku menemui kalian di alam sana , tolong jangan membenciku karena memilih jalan ini , karena putra kalian ini sudah sangat bosan berada di Dunia ini , aku harap kalian menyambut ku saat kita bertemu kembali nanti di sana "


Lin Fan menajamkan matanya kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur tanpa alas tersebut Dan


"Dorrrr"


Terdengar suara tambakan di keheningan malam itu, yang menandakan jika sang pahlawan di balik bayangan pun pergi untuk selamanya dari dunia ini


Di akhir kehidupan nya pun ada senyum tersungging di bibir pucat Lin Fan saat ini seakan menjelaskan jika dirinya memang sangat menikmati kematian nya itu


....


Di tempat lain


Di dunia yang berbeda tepat nya di dalam jurang yang Sangat dalam tanpa cahaya di tempat itu , tergeletak seorang pemuda berusia 16 tahunan dengan luka tusuk di bagian bawah perut nya bukan hanya itu tulang tulang di tubuh nya pun banyak sekali yang patah ,


Menandakan jika sebelum nya tubuh anak muda tersebut mendapatkan Penganiayaan sebelum di buang ke dalam jurang tersebut


Tiba tiba dari langit terlihat setitik


cahaya terang meluncur dengan kecepatan tinggi menuju kening anak yang tergeletak tak bernyawa tersebut,


Saat Cahaya tersebut sudah masuk dalam tubuh anak tersebut, tiba tiba keajaiban pun terjadi , Tubuh pucat dan kaku tersebut perlahan memerah bahkan luka luka yang berada di tubuh itu menutup dengan kecepatan tinggi , begitu juga dengan tulang tulang di tubuh nya yang mengalami kerusakan pun langsung di perbaiki


Tak lama setelah itu jari jari anak berusia 16 tahun tersebut bergerak, tak berselang lama ke-dua matanya pun akhirnya terbuka dan terdengar suara yang nampak kebingungan dari mulut anak tersebut


"Apakah aku belum mati.? Lalu dimana ini , tunggu dulu mengapa ini sangat gelap sekali dan apa apaan ini mengapa tubuhku berubah menjadi kecil begini"


Anak tersebut berbicara sendiri seraya melihat sekeliling nya yang nampak berwarna hitam karena posisi nya memang berada di dalam jurang , dan ia nampak terkejut dengan keadaan tubuh nya yang mengecil sangat berbeda dengan tubuh dirinya sebelum nya


Di tengah kebingungan nya , tiba tiba kepala nya berdenyut , dan perlahan ingatan asing memasuki kepalanya membuat dirinya pingsan karena tidak kuat menahan rasa sakit yang menyerang kepalanya itu


Pagi harinya ,


Anak berusia 16 tahun tersebut terbangun dari pingsan nya , dan ia baru menyadari jika sebenarnya dirinya saat ini tengah berada dalam jurang , hal itu ia ketahui karena cahaya matahari sedikit memasuki jurang tersebut membuat pandangan nya tidak terlalu hitam lagi seperti semalam


perlahan ia duduk untuk mencerna semua ingatan asing yang memasuki kepala nya semalam ,


Ingatan tersebut merupakan milik dari tubuh kecil yang ia tempati saat ini , sedangkan orang yang menempati tubuh anak malang tersebut adalah Lin Fan yang sebelumnya bunuh diri di gubuk tinggal tinggal nya ,


kini ia mengetahui jika tubuh yang ia tempati saat ini adalah tubuh anak berusia 16 tahun yang juga memiliki nama seperti dirinya, anak ini di bunuh oleh kelompok suruhan seorang tuan muda yang membenci kejeniusan nya , dan membuangnya ke dalam jurang yang bernama jurang kematian , dinamakan demikian karena sepanjang sejarah jurang ini ditemukan, tidak pernah ada cerita seseorang kembali setelah jatuh ke tempat ini


Diantara semua ingatan yang ia temukan ada beberapa yang membuat Lin Fan tersenyum tipis , karena anak berusia 16 tahun ini rupanya merupakan jenius beladiri yang memiliki dantian kembar, oleh karena itu kecepatan Kultivasi nya dua kali lebih cepat dari pada anak anak seusia nya , tapi bukan itu yang membuat Lin Fan menyukai anak ini , melainkan sifat nya yang sangat baik dan terkesan konyol itu lah yang membuat nya tertarik ,.sebab sifat ini sangat berbanding terbalik dengan kehidupan nya Sebelumnya yang hanya berteman dengan kegelapan dan darah , karena ia merupakan pembunuh berdarah dingin yang tidak memiliki teman karena ia lebih nyaman menyendiri setelah kematian kedua orang tuanya dulu saat ia masih remaja


Lin Fan kecil merupakan anak yatim piatu Juga di alam ini , karena ia juga mengalami nasib yang sama dengan Lin Fan , tapi bedanya si kecil tidak mengambil jalan yang diambil oleh Lin Fan tapi ia menutupi kesedihannya dengan keceriaan dengan kekonyolan nya itu , dan Sahari hari ia lalui dengan bekerja sebagai pengurus kuda kuda milik tuan kota di tempat ia tinggal untuk menyambung hidupnya,


"Baiklah mulai sakarang kita adalah satu , dan kau tenang saja adik kecil , mulai saat ini tidak akan ada yang bisa menggertak tubuhmu ini lagi siapapun itu bahkan jika itu dewa sekalipun aku akan melawan nya untuk mu sebagai ucapan terimakasih ku karena kau telah memberikan tubuh mu ini padaku " ucap Lin Fan tulus kemudian berdiri dari duduknya Untuk mencari sesuatu untuk ia makan , Sebab perut nya merasa sangat lapar saat ini


saat Lin Fan berdiri terlihat cahaya keemasan melesat masuk kedalam tubuh nya tanpa ia sadari , cahaya tersebut langsung memperbaiki kerusakan di dantian nya , tapi bukan Kembal membentuk dantian seperti milik tubuh ini sebelum nya , tapi dantian di tubuh Lin Fan kini berwarna emas yang memiliki pasokan Qi seperti danau tak berujung


Tapi Lin Fan tidak mengetahui kejadian itu , karena ia saat ini tengah sibuk memetik buah buahan kecil yang tumbuh di dinding dinding jurang di dekat nya ,untuk mengisi perut nya yang sudah sangat keroncongan itu


Karena saking asiknya memakan buah buahan yang sudah ia petik sbelum nya Lin Fan tidak menyadari jika saat ini dirinya tengah di tatap oleh sepasang mata merah , yang nampak mengincar dirinya